Myblodentity

Tempat corat-coret pikiran dan perasaanku....

Mengapa kita perlu bertumbuh?


Jari-jari roda pertumbuhan Kristiani
DOSAKALA & NPPS

Kalau kita dapat membaca tulisan ini, berarti dapat dipastikan kita masih hidup!
Ya , pasti dong!!!
Yang namanya orang hidup, pasti bertumbuh kan. Jangan kita pikir yang perlu bertumbuh hanya bayi dan anak-anak saja. Orang dewasa pun tetap bertumbuh loh. Masak sih?
Yep... Mungkin pada saat menjadi dewasa, pertumbuhan fisik tidaklah senyata dibanding anak-anak, namun ada "pertumbuhan-pertumbuhan" lain yang diperlukan. Dan perlu kita yakini, pertumbuhan lah yang mampu membuat seseorang menjadi besar, menjadi dewasa, terlebih lagi.... menjadi hidup.
Yes! Kalau kita sudah tidak hidup, tentu sudah tidak ada lagi yang bertumbuh.

Mari kita masuk dalam sarana-sarana pertumbuhan, dalam hal ini adalah pertumbuhan iman rohani Katolik.
Kita mengenal 4 macam sarana yang mampu membantu kita untuk bertumbuh yang lebih sering dikenal sebagai jari-jari pertumbuhan.
A.        Jari-2 vertical
B.      Jari-2 horizontal
A.1.     Doa
B.1.   Komunitas
A.2.     Sabda Allah
B.2.   Pelayanan

Kita tentu sering mendengar pelajaran bahwa kebutuhan hidup utama manusia adalah sandang, pangan, papan, saya akan tambahkan satu lagi yang paling utama dan default, yaitu nafas.
Lalu apa kaitannya dengan jari-jari pertumbuhan? Saya akan coba kaitkan.

A.1. Doa
Doa adalah bentuk komunikasi dengan Allah. Setiap relasi tentu perlu komunikasi. Yang namanya komunikasi, harusnya terjadi  2 arah. Bukan kita terus yang berbicara dan Tuhan mendengarkan (terlebih lagi Tuhan yang kita suruh-suruh).
Dalam kisah muda-mudi yang sedang dilanda asmara, waktu yang mereka butuhkan untuk “berkomunikasi” baik langsung, via media telekomunikasi, dll, ingin dilakukan selamaaaaa mungkin. Kalau perlu smartphone, face time, video call, gak pernah putus. Waktu yang terbaik selalu dialokasikan untuk berbicara dengan kekasih hati.
Bagaimana bentuk komunikasi kita dengan Bapa? Bapa juga menginginkan komunikasi yang intim denganNya.
Sering kita dengar retak/rusak/gagalnya suatu hubungan yang biasanya setelah ditilik akibat kurangnya komunikasi. Mungkin komunikasi tetap ada, tapi karena waktu komunikasi adalah waktu sisa, dimana tenaga dan pikiran telah terkuras, sehingga kelelahan mengakibatkan komunikasi dilakukan dengan tergesa-gesa bahkan dapat mengakibatkan salah persepsi. Akibatnya... bisa ditebak sendiri.

So.... Komunikasi definitely dibutuhkan dalam suatu relasi. Karena itu sering kita dengar, doa diibaratkan dengan nafas iman. Setuju dong, kalau saya sebut manusia butuh nafas untuk hidup? Nah nafas iman yang sudah putus, laksana manusia yang terperangkap dalam tubuh fana. Hiiihh kayak zombie donk... Yep! Zombie kan gak perlu komunikasi, dia hanya menuruti nalurinya untuk memuaskan keinginan membunuh. Manusia yang sudah tidak berkomunikasi lagi dengan Tuhan, lambat laun tanpa disadari akan jadi spt zombie. Walau tidak membunuh dlm arti sebenarnya, bisa jadi membunuh dalam arti lain, spt pembunuhan karakter, atau menjadi batu sandungan bagi orang lain.

A.2. Sabda Allah
Kebutuhan hidup yang utama setelah kita bernafas adalah pangan. Siapa yang gak doyan makan? Bahkan anak-anak pun doyan makan, setidaknya makanan yang cocok dengan selera mereka seperti permen atau es krim.
Mungkin pada saat kita bayi kita gak ngerti artinya makan, kalau lapar tahunya menangis. Saat mulai menjadi kanak-kanak, pengertian kita akan makan mulai ada. Kita tahu kalau tidak makan kita bisa sakit, tidak kuat untuk bermain. Tapi kadang kita juga menggunakan senjata makan ini untuk mengancam orang tua kita ketika kita ngambek dengan mereka.
Aha.... apa anda punya pengalaman serupa? Saat anda masih anak-anak dan marah dengan ortu, anda mogok makan sebagai tanda protes dan “menghukum mereka”. Hmmmmm.... It’s sound familiar..... Yesus mengajarkan bahwa hidup bukan hanya makan dari roti saja, namun dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah. So manusia membutuhkan Roti Hidup, yaitu Sabda Allah sendiri. Waktu baru selesai SHDR kita laksana bayi-bayi yang mulai diperkenalkan dengan “Pangan” rohani, mulai dari ayat-ayat Kitab Suci, renungan harian, membaca perikop Kitab Suci. Semakin hari kita semakin dikuatkan dengan “Makanan” Rohani tersebut, kita bertumbuh dalam iman. Namun ada kalanya, saat doa kita belum dikabulkan Bapa, saat keadaan tidak berjalan sebagaimana mestinya, sikap kita seperti anak kecil yang mogok makan sebagai tanda protes pada Bapa, kita juga mogok membaca Sabda Allah.
Padahal dengan membaca Sabda Allah, kita semakin mengenal Bapa, semakin mengerti kehendakNya, semakin tahu janji-janjiNya. Tak kenal maka tak sayang, bukan?

Saudaraku, sesudah dewasa umumnya kita tidak perlu dipaksa lagi untuk makan. Makan bahkan menjadi  suatu kebutuhan, bahkan kesenangan tersendiri, bahkan untuk beberapa perayaan, baik senang bahkan sedihpun, dilalui dengan acara makan-makan. Demikian pula pribadi Kristiani yang dewasa, tentu Santapan Rohani  berupa Roti Hidup bukanlah suatu yang perlu dipaksakan, melainkan suatu kebutuhan yang esensial , yang akan membantu kita, untuk bertumbuh dalam iman Kristiani yang dewasa.

B.1. Komunitas
Setelah pangan, kita akan masuk dalam kebutuhan utama manusia yang juga penting, yaitu PAPAN alias tempat tinggal. Tempat dimana seseorang dapat berteduh, merehatkan diri, tempat untuk berkumpul dengan keluarga/kerabat terkasih, tempat berlindung.
Komunitas Kristiani saya ibaratkan kebutuhan akan papan tadi. Karena dalam komunitaslah kita mendapatkan segala hal yang dibutuhkan untuk menguatkan dan membuat kita merasa berada dalam suatu keluarga besar yang dibangun oleh Yesus Kristus.
Manusia acapkali disebut sebagai mahluk sosial, kita tidak bisa hidup sendiri, kita membutuhkan dan dibutuhkan orang lain. Karena itu perlu bagi kita untuk bersosialisasi secara positif, yang akan membawa kita semakin bertumbuh menuju iman Kristiani yang dewasa. Tempat kita berlatih, belajar, berdoa, saling berbagi, dan bersekutu dalam satu tujuan untuk memuliakan Allah. Bukankah Yesus sendiri yang meminta kita untuk senantiasa bersekutu dan berdoa ? Bukankah Yesus memberikan pengajaran-pengajaran juga dalam bentuk persekutuan/ komunitas? Bukankah Yesus telah memberikan kuasa magisterium pada suksesor-Nya (paus) untuk memberikan pengajaran-pengajaran juga bagi kita?
Sebagaimana kita membutuhkan tempat tinggal, sekolah, demikianlah fungsi Komunitas Kristiani dalam proses belajar dan tumbuh kembang rohani kita. Ada orang tua, ada kepsek, ada guru, ada wali kelas. Di komunitas pun tiap-tiap orang memiliki peranan berbeda untuk merawat “PAPAN” rohani tersebut.

B.2. Pelayanan
Kita masuk pada kebutuhan pokok manusia yang terakhir, yaitu “SANDANG”. Hehehe urutannya memang sengaja saya balik, karena saya lebih menekankan urutan jari-jari pertumbuhan. Kalau kita terjemahkan harafiah, kata sandang yang dimaksud adalah pakaian. Sesuatu untuk menutupi tubuh kita.
Sahabat Kristus, dengan berbekal 3 jari-jari pertumbuhan sebelumnya, kita sudah mengenakan “pakaian” kita sebut saja jubah rohani yang membuat kita sering kali disebut pengikut Kristus. Gak percaya? Saya ilustrasikan secara sederhana, bila ada seseorang yang kita tahu memiliki jam doa yang baik, rajin membaca Kitab Suci, aktif menghadiri Persekutuan Doa dan misa gereja, apa yang kita bayangkan dalam benak kita tentang orang tersebut? Pasti kita sudah memberi label “Pengikut Kristus”, benar kan?
Nah label tersebut saya analogikan sebagai jubah yang disandang orang yang bersangkutan. Agar jubah itu sesuai dengan labelnya, yaitu Pengikut Kristus, tentunya harus disertai tindakan nyata seperti yang Kristus teladani. Apakah itu? Pelayanan!
Hmmm... tampaknya sulit... bagaimana sih melayani itu? Apa harus jadi pengurus gereja/kategorial? Apa harus jadi team PD? Apa harus ikut koor dan pemazmur?
Boleh dan sah-sah saja kalau itu bisa dilakukan. Sangat baik! Tapi kita juga harus sadari, kita semua dibekali dengan talenta yang unik dari Tuhan, sebagaimana diuraikan di atas, ada peran guru, ortu, dll untuk merawat “PAPAN”, kita semua memiliki peran berbeda dalam dunia pelayanan.
Tidak perlu berpikir terlalu jauh, kesaksian hidup kita, bagaimana Tuhan telah menyelamatkan dan mengubah hidup kita yang membuat kita menjadi pelaku FirmanNya, merupakan pewartaan yang paling nyata, pelayanan yang paling dasar.
Ada seorang pewarta mantan model yang menginspirasi saya, betapa bangganya bila seorang model mengenakan baju haute couture dari perancang ternama dalam sebuah pegelaran adi busana. Mereka akan sangat hati-hati dalam memakainya, perawatannya pun extra, bukan hanya perawatan pakaian tersebut, tapi semuanya diselaraskan, baik aksesoris, riasan, tata rambut, sepatu, dan lain-lain.
Sahabat Kristus, pernahkah terbayang bahwa diri kita adalah produk maha karya Allah? Allah membentuk kita secitra dengan diriNya. Kita bukan saja sekedar produk houte couture, kita pun juga mengenakan jubah dan aksesories houte couture. Apakah saat ini kita sudah layak menyandang jubah itu? Apakah sudah sesuai labelnya? Apa yang sudah kita lakukan untuk melayani dan menyenangkan Perancang kita?

Well... ini adalah permenungan saya tentang Jari-Jari Pertumbuhan Kristiani. Mengapa tagline nya saya cantumkan DOSAKALA & NPPS?
DOSAKALA = DOa, Sabda Allah, KomunitAs, peLAyanan
NPPS = Napas, Pangan, Papan, Sandang
DOSAKALA merupakan sarana untuk memperoleh kebutuhan pokok rohani Kristiani.
 Dimana :
DOA
Sabda Allah
Komunitas
Pelayanan
=
=
 =
 =
Napas
Pangan
Papan
Sandang

Jakarta 15 September 2015
Regards,
LWH

0 comments:

Post a Comment

Silakan menuliskan komentar, sorry komentar berbau SARA dan spam akan saya delete. Tq.